Selasa, 07 Maret 2017

Jika Penyakitku Tidak Sembuh, Bolehkah Aku Kecewa Dengan Tuhan?


Sebuah pertanyaan yang kerap timbul di dalam hati banyak orang, ‘Masihkah mujizat Tuhan terjadi hingga saat ini ataukah hanya terjadi di zaman dahulu kala? Jika mujizat itu masih terjadi, mengapa masalah belum ada jalan keluar, mengapa sakit penyakit juga tak kunjung sembuh, padahal sudah lama berdoa dan juga didoakan oleh para hamba Tuhan?’ Kesaksian berikut ini memberikan jawabannya. Ya, mujizat masih terjadi kepada mereka yang tekun menantikannya dalam iman. Namun, ketika mujizat tak kunjung datang, bolehkah kita kecewa dengan Tuhan, Sang pembuat mujizat?

Ibu Efi, 2 tahun menderita luka pada betis kaki sebelah kiri. Awalnya karena digigit nyamuk dan bekas gigitan nyamuk tersebut terasa gatal dan semakin gatal bahkan hingga dibawa ke dokter gatalnya tetap tidak hilang. Beberapa bulan kemudian bekas gigitan nyamuk tersebut menjadi luka akibat sering digaruk. Seiring berjalannya waktu, luka tersebut tak kunjung sembuh, semakin melebar dan menyebar bahkan luka tersebut bernanah. Ibu Efi sudah berobat ke puskesmas, klinik, RSUD, segala jenis pengobatan tradisional juga sudah dicoba tapi beberapa dokter tetap tidak menemukan penyakitnya. Ibu Efi juga sempat ditolak oleh dokter karena dokter tersebut tidak tahu apa penyakit yang dideritanya. Akibatnya, Ibu Efi tidak bisa berjalan sendiri. Selama ini Ibu Efi dibantu oleh suaminya karena harus ada yang memegangnya. Jika suami tidak di rumah, Ibu Efi hanya terbaring di tempat tidur dengan nafsu makan berkurang dan tidur pun tidak nyenyak. Kondisi ini juga membuat hubungannya dengan suami merenggang karena tidak ada satu kegiatan pun yang bisa ia lakukan. Tidak jarang Ibu Efi beranggapan bahwa dirinya sedang dipengaruhi oleh kuasa gelap.

Putus asa? Sudah pasti. Ia kecewa pada Tuhan karena sakitnya tidak kunjung sembuh sehingga tidak mau lagi didoakan. Hingga akhirnya Ibu Efi menyaksikan tayangan Solusi tentang seorang Ibu yang bertahun-tahun sakit dan tidak kunjung sembuh. Ibu tersebut mengatakan ‘sekalipun penyakit kita tidak sembuh, kita tidak boleh kecewa pada Tuhan.’ Mendengar pernyataan ini, Ibu Efi tersentuh dan segera menghubungi Sahabat 24. Konselor menjelaskan bahwa kita juga diberi kuasa untuk menaklukan kuasa gelap jika percaya pada kuasa Tuhan dan menyarankan agar Ibu Efi dan keluarga bersatu hati menyediakan waktu setiap hari untuk beribadah bersama. Konselor pun kemudian mendoakan Ibu Efi dan mematahkan setiap pengaruh dari kuasa gelap.

Beberapa jam setelah didoakan, Ibu Efi merasa sangat sakit yang tidak tertahankan pada kakinya dan belum pernah terasa sakit seperti itu. Ibu Efi kemudian bangun dan duduk di pinggir tempat tidur sembari berdoa. Ketika suami Ibu Efi pulang dari kerja, ia kaget melihat kondisi kaki Ibu Efi mengeluarkan banyak lendir dari lukanya sedangkan Ibu Efi tidak menyadarinya. Kejadian ini berlangsung cukup lama hingga semua nanah pada kakinya pecah. Untuk pertama kalinya Ibu Efi kembali bernafsu makan dan bisa tidur lelap, ia juga merasa kakinya terasa ringan. Kini Ibu Efi bisa berjalan walaupun agak pelan dan melakukan pekerjaan rumah yang sudah lama tidak dikerjakannya. Semuanya itu bisa Ibu Efi lakukan sendirian. Ibu Efi dan suami saling berpelukan dan setelah merasakan lawatan Tuhan.

Sumber: cbn.jawaban.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar