Minggu, 05 Agustus 2018

ALKITAB BUKU ATAU ELEKTRONIK


Hanya di jaman akhir ini saja orang percaya mendapat banyak kemudahan untuk memiliki kitab suci yaitu Alkitab, dibandingkan dengan jaman para rasul dulu.

Saat ini telah tersedia Alkitab beserta alat bantu seperti konkordansi, kamus, peta, tafsir, dan lain sebagainya dalam bentuk buku dan elektronik (didalam android dan komputer).

Dengan semakin meningkatnya penggunaan Alkitab elektronik maka makin banyak pula reaksi pro dan kontra terhadapnya. Sebagian orang mengatakan Alkitab buku lebih sah dibanding yg elektronik, walaupun lebih berat bobotnya tapi tidak mudah dirubah (disesatkan) isinya.

Sebagian lagi mengatakan Alkitab elektronik lebih praktis karena lebih mudah dibawa, sudah lengkap dengan bermacam versi Alkitab ditambah dengan alat bantu yang lengkap dan dengan harga yang gratis pula, walau sangat tergantung dari baterai dan listrik.

Saya yang mendengar polemik itu mencoba bertanya dalam doa kepada Tuhan, saya ingin tahu apa pendapatNya. Di luar dugaan Tuhan menjawab dengan segera di dalam hati saya.

Alkitab yang baik menurut Tuhan itu bukan hanya keduanya saja, tapi ada di ayat bawah ini.

2 Korintus 3:3  Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Alkitab yang Tuhan kehendaki itu bukan ditulis dengan tinta, baik tinta cetak atau elektronik, tapi ditulis dengan Roh Allah yg hidup. Dan media tulisnya bukan kertas atau elektronik tapi didalam hati dan pikiran manusia.

Dan tidak berhenti sampai bentuk tulisan saja tapi harus dilanjutkan dengan dilakukan tepat seperti yang dikehendaki Tuhan, seperti yang tertulis di ayat bawah ini.

Yakobus 1:22  Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Jadi Tuhan ingin Alkitab itu tidak hanya berbentuk buku atau elektronik saja, tapi dilanjutkan dengan Alkitab yang tertulis dalam hati dan pikiran orang percaya, supaya dapat selalu direnungkan, diperkatakan dan dilakukan dengan hati-hati tepat seperti apa yang tertulis dalam Alkitab itu.