Senin, 28 Oktober 2013

HENDAKNYA ROH YG MEMIMPIN JIWA


Pentingnya Berpaling Ke Dalam Roh.

Kejadian 3:6
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

Mengapa manusia bisa sok menjadi kepala dan melupakan kedudukannya sebagai istri?

Langkah pertama dalam proses kejatuhan manusia ini adalah kelalaian manusia dalam menggunakan rohnya.

Setelah manusia diciptakan, dia harus selalu memakai rohnya untuk berkontak dengan Allah dan hidup di depan-Nya. Saat manusia hidup menurut rohnya, dia terpelihara oleh Allah. Tetapi kapan kala manusia tidak memakai rohnya untuk berkontak dengan Allah, ia telah mengesampingkan dan mendahului Allah, akibatnya dia jatuh ke dalam tangan si jahat.

Langkah kedua adalah manusia justru memakai jiwanya (Kej. 3:2, 3; 6). Ketika berbicara dengan ular, Hawa lebih menggunakan pikirannya untuk beralasan. Lalu emosinya tergoda dan menginginkan buah pohon pengetahuan itu. Kemudian tekadnya memutuskan untuk mengambil buah itu.

Langkah ketiga adalah tubuhnya bertindak. Kapan kala jiwa memimpin, tubuh secara alami akan mengikuti. Jiwa mengarahkan tubuh. Pertama, mata melihat. Kedua, tangan mengambil. Ketiga, mulut memakan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu belajar memakai roh kita, dan membiarkan roh mengarahkan jiwa kita, yang pada akhirnya juga mengendalikan tubuh kita.

Kalau kita tidak memakai roh, sebaliknya memakai jiwa, kita melanggar kekepalaan sehingga jiwalah yang memimpin. Begitu jiwa mengambil pimpinan, ia akan mengendalikan tubuh kita untuk melakukan hal-hal yang melanggar Allah.
Oleh sebab itu betapa pentingnya kita harus berpaling ke dalam roh.

Sumber: FB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar