Kamis, 25 Oktober 2012

Ev. Yusak Tjipto: "Tinggal Dua Bulan Lagi, Bertahanlah."

Kalau kita sedang sehat, nyaman, diberkati maka kita bisa berkata bahwa Tuhan baik. Tetapi bisakah kalau dalam keadaan susah, sakit, penderitaan, kita tetap berkata: "Tuhan baik"?
Di Inggris (September lalu) waktu semua pelayanan sudah selesai, saat Ev. Yusak sedang berdoa, Tuhan tiba-tiba datang, tepat pada hari raya Yom Kippur, hari dimana Imam Besar menghadap di ruang maha kudus.
Ev. Yusak berkata, "Aku sudah capek, ndak kuat lagi. Biar si Agung saja yang melanjutkan." Lalu Tuhan malah membalas, "Selama ini apa yang Aku sudah lakukan untukmu & anak-anak-Ku di Bahtera ini?" Sebelumnya ada pendoa dari Jakarta telepon Ev. Iin dan berkata bahwa dia melihat Tuhan menemui Pdt. Petrus Agung dan yang lainnya, dan pendoa ini berpesan pada Ev. Yusak agar jangan ngomong sembarangan. Jadi ternyata perkataan "capek & ndak kuat" itu adalah SALAH karena membatasi kuasa Tuhan
Dulu Tuhan ajar Ev. Yusak bahwa ketika kita sudah menyelesaikan segala sesuatu, jangan melihat hasil karena bisa membuat bangga jika berhasil ataupun bisa membuat kecewa jika gagal. Tetapi Tuhan berkata yang lain, "Semua ini pekerjaan-Ku yang telah Aku kerjakan untukmu, lihat & nikmatilah semuanya."

Ayah dari Ev. Yusak lapor ke Tuhan mengapa Tuhan memberkati & menyayangi Ev. Yusak demikian, sedangkan  hamba-hamba Tuhan yang di pedesaan, yang lebih membutuhkan tapi tidak diberkati sebanyak Ev. Yusak. Dalam hal ini ayahnya jauh lebih mengandalkan pengertiannya sendiri daripada berusaha mencari kehendak Tuhan, termasuk pandangannya tentang cara Tuhan berbicara, karena baginya Tuhan tidak pernah bisa berbicara langsung seperti dulu yang pernah dilakukan-Nya di zaman Perjanjian Lama. Hingga pada suatu saat dia berdoa untuk semua anak cucunya, tiba-tiba ada suara berkata, "Berhenti sembahyang!" Namun suara itu ditengkingnya, hingga tiga kali Tuhan nyatakan secara audible barulah ia berhenti, menuruti perintah-Nya untuk menemui anak perempuannya yang ternyata selang beberapa menit kemudian berpulang ke Sorga di pangkuan ayahnya. Kemuliaan Tuhan merahasiakan sesuatu, siapa yang tahu kalau Tuhan suruh berhenti sembahyang ternyata untuk mengantarkan anaknya sebelum berpulang.

Tiap-tiap pribadi kita sudah punya jatah dan kasih karunia Tuhan masing-masing. Hari ini Tuhan bilang, "Jangan tertipu setan, sebab apa yang Aku sudah lakukan, anak-anak-Ku terimanya salah. Lihat pengorbanan-Ku di atas kayu salib. Tetapi anak-anak-Ku terimanya bahwa semua sudah tidak usah menderita apa-apa, itu hampir sama dengan teori kelimpahan yang salah." Setan memutar balik fakta bahwa kita ndak usah lagi menderita & berperang lagi. Setan selalu menyodorkan yang enak-enak seperti saat Yesus dicobai, Yesus kalau lapar tinggal pakai kuasa saja untuk mengubah batu jadi roti.
Suatu saat Ev. Yusak menginap di sebuah kamar hotel, namun merasakan suasana atau atmosfernya sangat tidak enak. Ternyata Tuhan berkata bahwa di pojok ranjang ada setan yang berperawakan gundul. Setelah berdoa, Roh Kudus tidak suruh tengking atau mengusir, tapi suruh omongi saja. Ev. Yusak ngomongi ke setan, "Aku pinjam kamarmu 1-2 hari saja, kalau kamu tidak mau pergi, ya di sini aja jagain aku yah." Setan yang merasa serba salah berkata, "Enak saja saya harus jagain kamu, tidak sudi!" Lalu setannya pergi sendiri. Situasi dan strategi seperti ini, siapa yang bisa memahami jika bukan selalu bersandar kepada Tuhan dengan selalu berkonsultasi dengan Roh Kudus?

Saat ini setan menipu bahwa di dalam dunia harusnya tidak menderita padahal firman berkata, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. " - Yohanes 16:33. Jadi kita disuruh percaya saja jika dalam penderitaan di dunia karena Tuhan memang mengijinkan dalam batas-batas-Nya. Kalau kita diberi kelimpahan kita harus punya sikap bahwa seharusnya kita ndak punya apa-apa tetapi karena kasih setia-Nya maka kita bisa menikmatinya, itu anugrah-Nya yang limpah
Kalau ada pengajaran yang mengatakan bahwa karena semua sudah dibayar Yesus maka ndak usah menderita, ndak usah kerja, percaya saja, tetap saja ndak akan bisa mengucap syukur karena pada dasarnya manusia ndak pernah puas seperti bangsa Israel ndak usah kerja dapat manna tiap hari tetap saja mengomel dan akhirnya tidak dikenan untuk masuk Tanah Perjanjian Kanaan. Maka kalau kita terima firman, hadapkan ke Roh Kudus.

Kerja setan itu hanya mendorong & menghambat, kalau kita rohani dan menggebu-gebu di dorong sehingga terlalu rohani & sombong & mendahului Tuhan, seperti Ev. Yusak mengeluh capek dan ingin berhenti. Itu salah karena berarti itu menentapkan langkahnya sendiri. Maka dari itu kalau kita sedang menghadapi yang ndak enak setan akan menekan bahwa Tuhan ndak sayang kamu. Jadi kalau kita terima firman apapun jangan dikembangkan sendiri menurut pikiran kita tetapi hadapkan ke Roh Kudus sebab dia yang mengerti maksud-Nya.
Tuhan kalau janji tidak selalu spektakuler penggenapannya, tetapi tidak mudah juga menerimanya, contoh seperti Tanah Kanaan dijanjikan, tetapi masuknya tetap tidak mudah, harus dengan berperang, tetapi perangnya juga dengan bantuan Tuhan dan harus sesuai perintah dan petunjuk Tuhan selangkah demi selangkah. Seperti saat menghadapi tembok Yerikho, tiap hari kelilingi satu kali selama enam hari, di hari ke-7 kelilingi tujuh kali dengan diakhiri dengan sorak sorai dan bunyi alat-alat musik dan temboknya roboh sendiri. 
"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: 'Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.'" - Yesaya 30:15. Ini yang dikehendaki Tuhan (nggelinding wae). Tetapi orang juga bisa terima salah, diam saja sama sekali diartikan tidak bekerja sama sekali. Itu namanya mengolah firman dengan pengertiannya sendiri. Padahal bertobat itu tidak diam, tetapi menyadari kelemahan, ketidakmampuan kita, kita tidak lebih daripada seekor ulat.  Kalau Tuhan suruh kerja orang terimanya kerja keras tanpa tanya Tuhan lagi, ini juga salah. Tinggal diam bukan sama sekali tidak kerja apa-apa, melainkan roh, jiwa dan tubuh tinggal diam di dalam Dia dan bertindak hanya sesuai dengan kehendak-Nya.

Pengajaran zaman sekarang ada yang mengajarkan tidak usah menderita apa-apa karena Tuhan sudah bayar semua di kayu salib. Padahal Tuhan berkata bahwa kesukaran sehari cukup sehari, Tuhan yang akan selesaikan bagian-Nya juga. Jangan kita hidup berdasarkan perasaan, mata & telinga tetapi hidup dengan percaya, Tuhan akan sediakan semua, tetapi jalannya bukan seperti jalan kita, tetaplah bertahan & percaya!


Dikutip dari sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar