Yoh 10:34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?
Apakah manusia nanti bisa berubah menjadi allah ?
Perkataan Yesus itu mengutip Mazmur 82:6.
Mazmur 82 berbicara mengenai para hakim yang lupa diri. Ketika mazmur ini ditulis, para hakim tidak hanya menjalankan tugas yudikatif (hukum), tapi juga eksekutif (pemerintahan) dan legislatif (pembuat undang-undang).
Sebagai hakim, mereka harus memerintah dengan adil dan menghukum kejahatan (Ulangan 25:1). Namun, pada kenyataannya, ada hakim yang justru memutarbalikkan kebenaran dan membela kelaliman (ayat 2). Bagaimana mungkin mereka dapat membela kaum tertindas dan lemah (ayat 3-4) jika mereka tidak mengenal hikmat Allah dan tidak berjalan dalam kesucian (ayat 5)?
Itulah sebabnya kita melihat Allah berdiri di hadapan para "allah" untuk menghakimi mereka. Istilah "allah" (jamak, terjemahan dengan huruf latin kecil) bukan merupakan suatu pujian untuk status para hakim yang seharusnya menjadi wakil Allah, mereka ini seakan-akan menjadi "Allah", namun ayat tsb merupakan sindiran yang keras.
Nah, siapa yang dimaksud "hakim-hakim" (para allah) dalam Mazmur pasal 82 ini?
Mereka adalah orang-orang yang mengangkat diri menjadi allah-allah palsu. Kepada orang-orang yang congkak dan lupa diri inilah, Allah akan menumpahkan gemas-Nya (ayat 7). Di dalam "kebesaran", mereka akan dihempaskan, karena wewenang telah disalah-gunakan.
Pengertian posisi HAKIM dalam dunia sekuler-pun ada; bahwa posisi seorang hakim adalah seolah-olah sebagai "yang maha kuasa" sebagai otoritas final menentukan seorang bersalah/tidak, dihukum/tidak dst..... Sehingga kita menyebut hakim pada persidangan dengan "yang mulia" atau "your highness", kebiasaan ini lazim dalam persidangan di seluruh dunia.
Mazmur 82, pasal ini ditutup dengan suatu permohonan pada Allah agar Ia segera mengulurkan tangan-Nya, membela kaum papa, dan menghajar para pemimpin yang sewenang-wenang. Ini adalah suatu pernyataan iman bahwa Allah tidak pernah menutup mata terhadap segala kejahatan dan penyimpangan. Sebab Allah sendirilah Hakim yang adil itu.
MAZMUR 82 jelas konteksnya adalah mengenai hakim-hakim yang jahat "yang bertindak atas nama Allah" atau bertindak "seperti Allah".
Dan konteks yang ada dalam Kitab Injil Yohanes juga sama : Tuhan Yesus sedang mengkritik orang-orang yang hendak menghakimi diriNya, mereka bertindak/menempatkan diri mereka seperti hakim-hakim, bertindak seperti Allah (jamak), Yunani "theoi", yang mana mereka hendak menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus karena mereka menganggap Yesus telah menyamakan diri dengan Allah. Tetapi penghakiman mereka tidak benar.
Kesimpulannya, Yesus tidak bermaksud mengatakan bahwa manusia bisa berubah menjadi allah, tetapi Dia sedang mengkritik orang orang Yahudi yang tidak percaya yang sedang menghakimiNya secara tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar