Hari minggu kemarin, 11 Juni 2017, kami mengunjungi seorang ibu yang yang selama beberapa tahun ini mengidap kanker pita suara di sebuah desa bernama Hutanabolon, di pedalaman Tapanuli.
Umurnya berkisar 50-60 tahun. Keadaannya sudah sangat parah. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, sebab kanker itu menggerogoti seluruh kekuatan tubuhnya. Rambutnya botak dan tinggal beberapa helai lagi, karena kemoterapi berkali-kali. Keadaan lehernya mengerikan untuk dipandang mata, sampai saya sendiri ngeri juga melihatnya, yaitu setengah daging lehernya sudah tidak ada karena telah disayat pisau operasi. Di tengah leher ini menganga lubang cukup besar yang...tak berani saya melihatnya. Dan pada lubang itu dimasukkan selang yang menggantung2, sekitar satu meter panjangnya, Ia makan dan minum melalui selang itu, bukan lagi melalui mulut. Pita suaranya sudah tidak ada, jadi ia sudah tak bisa bicara. Yang tersisa di lehernya sepertinya tinggal batang tulang leher, nadi darah, dan saluran bernafas (saya kurang paham biologi, apakah saluran nafas ke paru2 itu namanya kerongkongan atau tenggorokan), sebab ia masih bernafas dengan hidungnya, terbukti dari pipa oksigen di hidungnya. Yang sudah tak ada ialah saluran mulut ke lambung (saluran makan), pita suara, serta sebagian besar daging leher.
Kami diterima di pembaringannya. Ia ditemani suaminya. Saya tahu bahwa yang terpenting baginya ialah keselamatan kekal, bukan kesembuhan atau umur panjang. Jadi yang saya beritakan tetap saja satu, INJIL KASIH KARUNIA.
Saya terangkan kepadanya bahwa karena masalah dosa, tidak seorang pun layak untuk sampai ke sorga. Sebab sorga itu tempat yang maha kudus, dimana Yang Maha Kudus, Allah Israel, bertahta. Saya katakan kepada mereka berdua, Allah yang kita sembah bukanlah allah nenek moyang orang Batak, yang sangat peduli pada hukum adat istiadat. Tidak. Yang kita sembah adalah Allah orang Israel, Allahnya Abraham, yang kudus dan maha suci.
Jadi karena syarat kekudusan itu, tak seorang pun yang layak masuk ke sorga kekal. Semua orang telah berdosa. Jadi entah orang sukses atau gagal, orang kuat atau lemah, orang berkuasa atau gembel, orang kaya atau miskin, jenderal atau pengangguran, jika mereka mati, semua akan jatuh ke neraka. Semua tidak layak ke sorga! Jadi supaya bapak ibu tahu, tak ada artinya orang menguasai bumi ini, karena dia akan dibakar juga untuk selamanya di dalam api, karena dosa, siapapun dia.
Tapi puji syukur kepada Allah, Dia sungguh mengasihi kita. Dia telah datang dalam rupa manusia, yaitu Yesus Kristus, untuk menjadi korban penebusan segala dosa manusia. --Lalu saya terangkan panjang lebar arti penebusan itu, sampai mereka berdua paham-- Kitalah yang seharusnya mati dan terhukum di neraka karena dosa kita, tapi Yesus telah merelakan diri-Nya menjalani hukuman kita itu. Kita tinggal datang menyerahkan diri dan menerima Dia dengan iman percaya kita, maka kita telah terlepas dari segala ancaman maut.
"Di dalam Yesus, yang kita terima dengan iman, kita telah terbebas dari penghukuman! Kita yang bersalah telah dijadikan benar! Kita yang cemar berdosa telah dijadikan kudus! Sehingga di dalam Dia, kita pasti akan ke sorga saat kita meninggal dunia! Apa yang mustahil kita peroleh telah diberikan kepada kita oleh Yesus! Ibu dengarlah! Saya tidak tahu berapa tahun lagi ibu bisa bertahan di dalam tubuh ini! Tapi dengar baik-baik, jika ibu terima Yesus, kalau ibu mati, ibu pasti ke sorga! Pasti, pasti, pasti! Ibu akan bertemu Yesus! Ibu akan disambut dengan sorak sorai bala malaikat dan pelukan oleh TUHAN!"
Sungguh saya melihat ibu itu digetarkan oleh berita itu. Tubuhnya bergetar, wajahnya bergetar, bola matanya bergetar, ia seperti ingin beteriak bersorak sorai. Air matanya berhamburan, tanpa suara. Ia menerima Yesus, lewat doa pendamaian. Puji Tuhan, dia telah menerima keselamatan itu. Kami tahu, ada sorak sorai di sorga karena hal itu. (Tentang suaminya saya kurang tahu, karena dia nampaknya punya pikiran2 teologia tertentu di dalam kepalanya, yang membuatnya terlihat belum menerima dengan "iman anak-anak" (baca= iman yang murni dan polos)..mungkin masih kuat doktrin "Taurat" (baca= selamat oleh perbuatan) di kepalanya, yang menangkis berita yang kami kabarkan. Saya tidak tahu, hanya merasakan saja dari gesturnya). Saya fokus kepada ibu itu.
Sehabis itu, saya letakkan tangan dilehernya. Untuk lehernya, yang ia butuhkan bukan kesembuhan, melainkan penciptaan leher yang baru. Jadi saya berkata: "Dalam nama Yesus, saya berkata terciptalah daging leher yang baru dan pita suara baru." (Saya tahu, itu tentu akan membutuhkan proses waktu, sebab pelan-pelan daging itu akan muncul.)
Dia tidak bisa duduk karena tulang punggungnya sangat lemah. Saya letakkan tangan ke punggungnya: "Dalam nama Yesus tulang punggung kuat kembali untuk duduk.". Lalu saya minta dia duduk, dan ajaib Tuhan kita, dia duduk dengan mudah!
Kakinya juga kami tumpangkan tangan, dan saat itu juga ia bisa berdiri dengan kuat. Ia melangkah penuh semangat kesana kemari sedang kami semua menyanyi dan bertepuk tangan: "Dalam Yesus ada kesembuhan". Semua orang terharu. Ibu ini merasakan sekujur tubuhnya dialiri rasa hangat, termasuk di kawasan lehernya, yang membuatnya berkeringat. Ia terus melangkah penuh semangat mengikuti irama nyanyian kami.
Dari sana, malam harinya, kami naik ke dusun atas gunung. Di sana, ada seorang ibu yang sudah rusak kedua bola matanya. Ia tidak bisa melihat lagi dengan jelas. Tulisan di kertas yang kami tunjukkan hanya terlihat putih olehnya. Setelah didoakan, ia merasakan sedikit perubahan. Ia kini bisa melihat tulisan-tulisan itu seperti garis hitam. Tapi belum bisa ia baca karena masih berupa garis hitam. Malam itu, ia tidak memperoleh pemulihan penglihatan lebih daripada itu dan kami harus hentikan karena batasan waktu. Tetapi tadi (Selasa), saya bertemu dengan seorang rekan dari kampung itu. Dengan sukacita ia berkata bahwa penglihatan ibu itu sudah pulih dan sudah bisa membaca! Puji Tuhan! Kuasa Yesus tidak berhenti bekerja rupanya malam itu atas matanya!
Saudaraku kekasih..
Saya tuliskan semua ini supaya anda terpanggil untuk turut terjun ke ladang penginjilan keliling di daerah anda, dan anda akan melihat bagaimana Yesus menyertai anda dengan tanda-tanda ajaib. Sayang sekali saya tidak punya kamera ataupun android untuk merekam semua itu. Tapi saya berharap ke depan bisa membeli sebuah android yang bagus kualitas gambarnya, agar bisa merekam semua pekerjaan Yesus yang menyertai kami, agar nama-Nya makin dikagumi dan anak-anak-Nya makin banyak yang tertantang untuk bekerja bersama-Nya di ladang Injil.
Sumber: www.facebook.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar