Di
facebook ini banyak sekali anak Tuhan menulis renungan-renungan
penghiburan, tentang kebaikan Tuhan. Itu baik, itu benar. Saya
sendiripun berkali-kali melakukannya. Tapi sampai kapan anda membutuhkan
penghiburan? Beberapa hari lalu, di final Liga Champions, Barcelona
berhasil melibas Manchester United 3 : 1. Siapakah yang kembali dengan
sorak sorai? Siapa yang butuh penghiburan?
Penghiburan
hanya dibutuhkan orang-orang yang kalah, yang babak belur, yang
terlibas, yang terbanting. Baiklah, sesekali kita mungkin terbanting
kalah. Tapi haruskah kita kalah setiap hari?
Mengapa hari
demi hari kita selalu kembali pada Yesus dengan air mata luka, sakit
hati, kekalahan, rasa frustrasi? Mengapa kita setiap hari hanya
menangis di depan kaki Tuhan dan berkata: Yesus, tolonglah aku...
kasihanilah aku... huuuu..uuu.."??
Itukah yang Tuhan
harapkan dari kita? Apakah Yesus merancang kita menjadi pecundang agar
dapat merengek senantiasa di hadapanNya sehingga Ia bisa menghibur kita?
Kapan lagi kita datang pada Tuhan dengan sorak sorai kemenangan?
Dengan rasa bangga akan namaNya yang dasyat?
Saudaraku...
Yesus
merancang anda dan saya sebagai pemenang. Lihat, yang namanya
pemenang, tidak datang menjumpai Bapanya dengan babak belur dan letih
lesu. Seorang pemenang datang pada Bapanya dengan rasa girang.
Sukacita. Sorak sorai. Bapa, aku menang! Bapa, aku naik kelas! Aku
berhasil! Terimakasih, Bapa! Itu berkat Engkau!
Jadi
marilah kita berhenti menjadi cengeng tersedu sedan. Berhentilah
menghiba-hiba di kaki Yesus. Ada orang yang sampai berpuasa
berminggu-minggu hanya karena mengharapkan, menghiba-hibakan,
pertolongan Tuhan atas gunung persoalannya. Sejak pagi hingga petang
hari meraung dan mengadukan segala keluhan-keluhannya. Untuk apa?
Janganlah berpuasa untuk menghiba-hiba pertolongan Allah. Kalau kita
berpuasa, berpuasalah untuk mematikan kehendak daging kita, untuk
menaklukan pikiran dan hati anda ke dalam kebenaran, untuk mempermudah
anda menjadi manusia roh, untuk meningkatkan kepekaan jiwa anda akan
suara Roh Kudus.
Bukannya tidak boleh menangis karena
hati yang babak belur di hadapan Tuhan, tapi karena itu berbeda dari
konsep rencana Allah akan diri kita sebagai seorang pemenang, maka
sudah pasti hal itu cukup merisaukan hati Bapa kita. Seorang berjiwa
pemenang yang kebetulan kalah, akan dapat dengan sendirinya
menenteramkan hatinya, dan tidak kehilangan kepercayaan diri atau
mengalami guncangan mental. Bagi seorang berhati pemenang, menangis
menghiba-hiba ketika kalah, itu biasanya memalukan!
Menangislah karena bahagia atas segala kebaikan Allah! Menangis karena sukacita, itu airmatanya para pemenang!
Saudaraku...
Yesus memiliki visi yang luar biasa atas kita.
Apakah
anda memiliki visi tentang anak cucu anda? Mungkin visi anda seperti
ini: anak-anakku kelak akan menjadi orang-orang hebat. Mereka akan
kompak, seia sekata, orang-orang yang terpandang dan terhormat di
tengah-tengah masyarakat.
Jika anda diijinkan hidup lagi
dua ratus tahun setelah anda mati, dan melihat anak cucu anda yang
banyak itu ternyata benar-benar hidup seperti visi anda, apa yang anda
rasakan? Tentu saja anda akan sangat puas dan bangga. Sebaliknya, apa
yang anda rasakan ketika hal sebaliknya yang terjadi? Anda menemukan
keturunan anda dimana-mana hidup sebagai maling-maling jalanan, pecandu
narkoba, menjadi pelacur, peminta-minta, miskin lagi tukang bertengkar
pula. Apa yang anda rasakan menyaksikan semua itu? Tentu saja hancur.
Pilu. Kecewa. Sesak di dada.
Saudaraku yang baik...
Tahukah
anda apa visi Yesus tentang kita, anak-anakNya, sebelum Ia terangkat
ke sorga? Visi yang luar biasa, mengenai kehidupan dalam kasih, tentang
kerukunan dan persaudaraan, tentang cara hidup yang menjadi teladan,
tentang terang dan garam, banyak sekali. Dan, khusus di artikel ini,
kita akan melihat visi Yesus tentang kehidupan anak-anakNya yang penuh
kuasa.
Mengenai kuasa sebagai anak-anakNya, inilah visi Yesus tentang anda dan saya:
Markus 16:17-18
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya
(baca: anak-anakKu): mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka
akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak
akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang
sakit, dan orang itu akan sembuh."
Sekarang, mari akui
apa yang berlangsung dalam kehidupan rohani kita. Apakah kita telah
hidup di dalam visi itu? Ataukah kita terus menerus membuat Yesus
kecewa, pilu, sesak di dada karena jauh panggang dari api?
Yang
paling menyesakkan Yesus, bukan saja kita gagal hidup dalam visiNya
itu, bahkan parahnya lagi, sebagian besar kita malah menyangkal visiNya
itu berlaku atas kita.
Sebagai pendeta, dengan enteng
kita berkotbah dari mimbar: "Ah, visi itu hanya untuk zaman para rasul
saja! Kau tak berhak menyuruh orang sembuh dalam nama Yesus! Kau ini
bukan rasul! Menyembuhkan dalam nama Yesus, itu dari setan! Siapa kau
ini berhak mengusir setan? Jangan sombong! Jangan tinggi hati! Kami
saja yang pendeta belum tentu berhak. Apalagi kau yang cuma jemaat
awam. Tahu apa kau soal Tuhan?"
Lalu kita, sebagai jemaat
awam, terintimidasi dengan ajaran pendeta-pendeta sesat ini, karena
kita sendiri tidak mengerti kebenaran. Kita hanya boleh berkata: "Amen,
Pak Pendeta..." Ketika ada yang mencoba menggugat kotbahnya itu,
dengan cepat orang-orang akan menuding hidungnya: "Hei, bertobat kau!
Dia itu hamba Allah Yang Maha Tinggi! Dia itu telah ditabalkan! Kau ini
siapa? Tuhan sudah berbicara langsung kepadanya, mana kau tahu itu?
Jadi kalau Pak Pendeta bilang tidak bisa, ya tidak bisa!"
Dengarlah
visi iblis tentang gereja kita: mereka harus menjadi lemah, mereka
harus meragukan firman Kristus, mereka harus mengintimidasi iman mereka
satu sama lain, mereka harus ketakutan setiap saat, mereka harus
kebingungan dan tidak percaya diri membaca Alkitab, mereka harus
menyangkal kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka, mereka harus
terikat kepada kedagingan, mereka harus mulai kompromi dengan dosa dan
rupa-rupa ajaran nenek moyang mereka yang kafir, sebab mereka harus
bersama-sama dengan kita kelak di neraka!
Hei, saudara.
Benarkah kita ini anak Allah? Benarkah gereja kita sekarang ini masih
gereja Kristus? Apa sudah dikudeta iblis? Di atas visi siapakah
kerohanian kita sekarang ini berjalan? Visi Yesuskah atau visi iblis?
Bertobatlah dari kebebalan kita. Bertobatlah dari kebodohan. Bertobatlah dari ketakutan-ketakutanmu!
Maaf,
jika saya benar-benar keras kali ini. Terlalu banyak orang-orang
berjiwa konselor menulis penghiburan-penghiburan bagi kecengengan
rohani kita di facebook ini. Sesekali anda perlu mendengar nada bicara
seorang penginjil!
Saya harus menyampaikan suara ini
kepada saudara semua: visi Yesus tentang dirimu adalah visi untuk
seorang pemenang, bahkan lebih dari pemenang! Ia merancang engkau
sebagai seorang pahlawan bagi KerajaanNya, Kerajaan Tak Terkalahkan! Dan
sudah saatnya anda berdiri disana!
Saudaraku dalam Kristus Yesus....
Kenalilah
kasih karunia Allah. Ketahuilah apa yang telah diberikan Allah
kepadamu ketika engkau menerima Yesus. Ia telah memberimu segalanya.
Segalanya! Segalanya!
Segala sesuatu dalam hidupmu
dirancangNya, dan itu pasti terjadi jika engkau tinggal di dalam Dia,
berakhir dengan "Happy Ending"! Rancangan yang ada padaNya untukmu
adalah rancangan sukacita. Segala sesuatu yang berlangsung di hidupmu
-meskipun saat ini terlihat berat-, akan berakhir dengan indah bagimu.
Itu bagianmu yang telah dikerjakan Yesus di kayu salib! Seperti film
India, engkau sedang membintangi sebuah cerita kehidupan yang pasti
berakhir manis bagimu! Yang diminta dari anda ialah: jangan kuatir
sedikitpun, jangan gamang, jangan takut, tetapi percayalah kepadaNya!
Ia
telah memberi anda kepastian keselamatan, berkat, kesembuhan,
kebahagiaan, kerukunan keluarga, kemenangan, bahkan kuasa Allah!
Saudaraku kekasih...
Yesus telah memberi kita kuasa Allah! Apakah saudara sudah mengerti tentang ini? Dapatkanlah pengertian ini sekarang.
Roh
manusia anda, jika benar anda telah bertobat dan menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi anda, dan tidak memiliki lagi
sesuatu yang lain di dunia maupun di alam roh untuk disembah, apakah
patungnya seseorang siapapun itu di bumi atau di sorga, jmat-jimat,
tangkal-tangkal, perjanjian dengan dukun, maka roh anda telah lahir baru
dan dimeteraikan dengan Roh Kudus. Roh Kudus dan roh anda menyatu,
sebagaimana meterai menyatu dengan surat. Roh Kudus adalah tanda bagi
penguasa dunia ini bahwa engkau milik Allah.
Di dalam Roh
Kudus terkandunglah seluruh karakter dan kuasa Allah. Tidak ada
satupun yang terkandung di dalam Allah yang tidak terkandung di dalam
Roh Kudus. Jadi pergilah bercermin. Lihatlah ke dalam dirimu. Ketahuilah
bahwa di kedalaman sana, didalam dirimu sendiri, berdiam Roh Allah
Yang Maha Tinggi! Rasakanlah getaran itu!
Dan kabar besar berikutnya adalah: anda diberi otoritas untuk memakainya, memakai kuasa Allah Yang Maha Dasyat itu!
Otoritas
adalah kewenangan yang sah untuk memakai sesuatu. Jika anda seorang
menteri negara, anda memiliki kewenangan yang sah untuk mempergunakan
uang negara secara benar di departemen anda. Demikianlah anda diberi
otoritas memakai kuasa Allah, sebagai pertanda bahwa anda ini anakNya.
Bayangkanlah
jaringan listrik. Listrik yang mengalir di rumah anda itu tentu tidak
berasal dari anda sendiri. Listrik itu berasal dari PLN. Tetapi karena
anda dan PLN ada perjanjian tertentu, maka listrik itu dialirkan ke
rumah anda. Jadi sekarang, anda telah memiliki otoritas untuk memakai
listrik itu. Anda tidak perlu lagi harus membuat permohonan kepada PLN:
Mohon diberi ijin menyalakan lampu kamar. Itu gagasan bodoh! Lebih
bodoh lagi ketika anda membuat permohonan: Mohon kesediaan PLN agar
sudi kiranya datang menyalakan lampu kamar saya.
Anda
telah diberi otoritas memakai kuasa kuasa Allah oleh darah perjanjian
Yesus Kristus, untuk mengusir setan, menyembuhkan orang sakit dan
melakukan mukzizat. Sama halnya dengan permohonan pada PLN tadi, adalah
ide bodoh ketika anda berdoa memohon kepada Tuhan: "Mohon diberi ijin
mengusir setan ini ya Bapa", dan lebih bodoh lagi: "Mohon Bapa
meletakkan tangan atas orang ini dan menyembuhkannya..". Itu sama
bodohnya dengan seorang pengerja gereja yang pernah berdoa begini: "Oh,
Tuhan Yesus, antarkanlah jiwa-jiwa ke rumahMu ini!" Dengan berdoa
begitu, ia menyuruh Yesus pergi menginjil ke luar sana, sementara ia
dan seisi gereja tinggal menunggu dengan harap-harap cemas. Dan ketika
doa itu tidak terjadi, mereka berkata: "Jadilah kehendak Tuhan..." Itu
bodoh!
Apakah anda selama ini mempraktekkannya? Sekarang
anda harus tahu, itu keluar dari rencana Allah. Itu gagasan yang bodoh
dan bebal. Dalam istilah Brother William, itu kerendahan hati yang
palsu. Berdoa meminta agar Tuhan menyembuhkan orang sakit, sama dengan
berdoa meminta Tuhan pergi menjala jiwa-jiwa. Itu bukan bagian Tuhan,
itu bagian kita! Itu telah diperintahkan kepada kita, dan kita telah
diberi kewenangan untuk melakukanya!
Saudaraku...
Tahukah
anda betapa gemasnya Tuhan Yesus melihat segala kebodohan dan
kekalahan kita selama ini? Jika tulisan ini sudah terasa mewakili suatu
perasaan gemas, anda harus tahu, jauh lagi kegemasan dan kegeraman
Tuhan kita!
Tapi saya tidak hanya bermaksud untuk
menceritakan atau merepresentasikan kegemasan Tuhan. Saudaraku,
anak-anak Allah yang sangat dikasihiNya, saya juga akan memaparkan
secara ringkas bagaimana caranya mempraktekkan kuasa Allah, yang dapat
anda kembangkan di rumah dan pelayanan saudara.
Pertama,
milikilah kesadaran bahwa anda ini pemenang, dirancang Allah di dalam
kasih karuniaNya sebagai imam, sebagai raja-raja yang memerintah,
sebagai pahlawan-pahlawan gagah perkasa Kerajaan Surga. Jangan minder
lagi sebagai orang kristen. Jangan menunduk-nunduk seperti bangsa
terjajah. Di dalam Kristus, anda sudah merdeka!
Kedua,
sadarilah bahwa otoritas sebagai anak Allah itu ada padamu. Jangan
kait-kaitkan otoritas itu dengan jabatan di gereja, dengan
keadaan-keadaan sosialmu. Jangan katakan: "aku kan bukan pendeta, tidak
mungkin kuasa Allah ada padaku." Itu salah! Jika Allah tunduk pada
status-stauts sosial yang dibuat manusia, tidak mungkin Dia menyebut
anda anakNya. Ia pasti menyebut anda budak-budakKu yang bodoh! Tidak
saudaraku. Jangan berkata hanya pendeta yang dapat menyembuhkan orang
sakit, hanya pendeta yang diberi otoritas. Anda, tidak peduli apakah
anda ini tamat SD, STh, atau SH, diberi otoritas yang sama untuk
mengusir setan, menyembuhkan yang sakit dan melakukan mukzizat dengan
yang diberikan kepada Petrus! Dengar, Petrus! Paulus! Filipus!
Maka
lihatlah, anda dan lebih-lebih saya si kecil menurut ukuran dunia ini
telah dipilih Allah untuk mempermalukan kesombongan orang-orang besar!
Mereka akan menghabiskan uang ratusan juta rupiah berobat ke luar
negeri mengobati sakit penyakit mereka, tetapi tetangga mereka yang
mengidap penyakit yang sama, anda hanya menompangkan tangan dan mereka
menjadi sembuh! Dan setelah itu, mereka akan pulang dari luar negeri
dan datang pada anda: "Tolong sembuhkan juga lah saya, Pak..."
Apa yang harus anda lakukan saat melayani orang sakit?
- Letakkan tangan anda di tempat yang sakit. Tapi ini juga bukan satu keharusan. Anda juga dapat menyuruhnya berbuat sesuatu tanpa meletakkan tangan.
- Katakan perintah anda, dengan pasti dan tegas. Anda tidak harus berdoa dulu. Kalaupun anda ingin berdoa dulu, janganlah salah berdoa. Jangan anda memohon Tuhan yang menyembuhkan orang itu (itu namanya melemparkan tanggungjawab yang telah diperintahkan kepada anda oleh Tuhan), tapi berdoalah mengucap syukur bahwa Allah telah memperkenankan engkau memakai kuasaNya yang dasyat itu, serta supaya oleh pelayanan itu, kuasa Allah dinyatakan dan namaNya dipermuliakan. Berikut contoh-contoh perintah itu: "Hei kau penyakit tumor (mis.nya dia sakit tumor), aku perintahkan kau lenyap sekarang juga, dalam nama Yesus!" Bisa juga: "Dalam nama Yesus, sembuhlah!" Silakan kembangkan sendiri kalimat perintah anda. Jangan lembek, jangan bernada memohon kepada penyakit, tetapi tegas dan pasti, mencerminkan otoritas.
- Setelah memberi perintah, anda harus percaya perintah anda itu telah terjadi. Anda jangan tegang. Rileks saja. Jangan berpikir bahwa kesembuhan itu terjadi karena anda, sehingga tidak mungkin terjadi. Saya mau beritahukan anda hal ini: yang anda lakukan saat memberi perintah itu bukanlah semacam mengeluarkan tenaga dalam, kayak di film kungfu, tidak! Yang sedang anda lakukan ialah memencet sakelar lampu di kamar anda. Arus listriknya sudah tersedia stand bye disana sejak lama, siap-siap menunggu aksi anda memencet sakelar, maka lampu itu akan menyala. Ada baiknya gambaran listrik dan memencet sakelar lampu ini anda ingat ketika anda melakukan pelayanan ini, itu akan sangat membantu menenteramkan diri anda dari ketegangan.
Tetapi
sebelum anda melakukan pelayanan ini, pikiran anda harus dipenuhi
kesadaran betapa besarnya Allah yang anda layani dan yang tinggal di
dalam anda, sampai anda dapat melihat betapa kecil rendahnya penyakit
itu. Anda harus datang seperti Daud saat ia menatap Goliath: Cicunguk
yang satu ini! Kutu yang satu ini!
Saat anda hendak
memancarkan kuasa Allah untuk menyembuhkan penyakit, mengusir setan,
bahkan untuk memindahkan gunung, anda harus menjadi seorang agresor.
Jangan beri respek sedikitpun pada penyakit itu. Dengan memandang Allah,
anda akan memandang semua itu seperti sampah rendahan yang hina dina
di hadapan kuasa Allah yang Maha Tinggi!
Inilah yang
memenuhi hati dan pikiran Daud saat ia dengan pasti dan tenang melangkah
mendekati Goliath. Tangannya yang kecil tertuju ke hidung Goliath:
"Dengar cicunguk, kau akan mati hari ini karena Allah Israel Yang Ajaib
itu telah menyerahkanmu ke tanganku!" Anda harus memiliki itu di dalam
hati anda saat melakukan pelayanan ini.
Jika tidak, jika
ada keraguan sedikitpun, jika anda gamang dan berdebar-debar, jika
anda tegang dan ragu-ragu, kemungkinan besar anda akan gagal. Lebih baik
tunda mengeluarkan perintah saat hal ini anda alami, dan kembalilah
saat anda telah siap. Kuasa Allah tidak dapat bekerjasama dengan jiwa
yang kalah. KuasaNya yang dasyat itu hanya akan bersekutu dengan jiwa
(hati dan pikiran) yang pemenang.
Saya menuliskan semua
ini bukan karena melihat begitu banyak orang telah berhasil. Saya
sendiri telah berkali-kali mengalaminya. Oleh kuasa nama Yesus, telah
cukup banyak saya terlibat dalam mengusir setan dari orang-orang yang
kesurupan dan menyaksikan setan-setan itu keluar sepenuh ketakutan, dan
telah sering juga saya meletakkan tangan atas orang sakit dan orang itu
sembuh. Terakhir, sekitar satu minggu yang lalu, di suatu malam, istri
saya demam. Saya letakkan tangan saya (sementara dada saya dipenuhi
kesadaran akan kuasa Allah yang saya layani sehingga mata saya menatap
penyakit itu seperti sampah yang sudah kalah), dan lima menit kemudian,
istri saya banjir keringat dan sembuh.
Hari minggu kemarin, tengah malam, saya harus pergi naik motor mengantarkan
sesuatu ke kota, Hujan lebat. Awalnya saya tidak terlalu terganggu. Tapi
lama-lama, saya jengkel juga karena perjalanan saya menjadi sangat
terganggu. Lalu saya arahkan tangan kiri saya ke langit, dan dengan
tegas (sementara dada saya dipenuhi kesadaran akan kuasa Allah yang saya
layani sehingga mata saya menatap hujan itu seperti pecundang yang
sudah kalah), saya perintahkan hujan itu berhenti selama saya dalam
perjalanan, didalam nama Yesus. Dan....hujan itu berhenti selama saya di
perjalanan, lalu setelah sampai, turun lagi selebat-lebatnya bahkan
dengan petir menyambar-nyambar segala.
Bicara tentang
petir, saudara ipar saya, pernah sangat terganggu oleh petir di tengah
malam. Anak mereka yang masih bayi jadi sangat ketakutan dan pucat. Lalu
saudara ipar ini keluar dan menghardik petir itu dengan keras, didalam
nama Yesus. Dan.... sepanjang malam, tidak ada petir lagi!
Seorang
saudara seiman lainnya, pergi berkunjung ke rumah familinya. Di
halaman, anak-anak bermain berlari-lari kesana kemari. Tiba-tiba, anak
familinya itu terjengkang dengan kakinya tertekuk. Anak itu
menjerit-jerit, karena tentu tulang kakinya patah. Saudara kita ini
segera berlari dan dengan keras memerintahkan tulang itu kembali normal
di dalam nama Yesus. Dan... anak itu sembuh seketika. Kakinya tidak
sakit lagi dan tak perlu dibawa kemana-mana.
Siapakah
saya? Siapakah teman-teman kita itu? Kami bukan pendeta. Saya sendiri
hanyalah seorang PNS golongan rendah. Tapi semua itu membuktikan bahwa
anda dan saya, dan juga mereka yang kita sebut pendeta, sama-sama anak
Allah. Roh Kudus yang ada di dalam anda, sama dengan Roh Kudus yang ada
di dalam Petrus!
Tetapi saya bersyukur dapat mengenal
seorang pendeta yang rendah hati dari Bandung, bernama Davy Hermanus,
pengasuh Seminar The Elijah Challenge di Indonesia. Dia mengajari kami
akan hal-hal yang saya tuliskan di artikel ini dan memberanikan kami
untuk percaya bahwa kuasa Allah didalam kami sama dengan kuasa Allah
yang ada di dalam setiap orang percaya dari zaman mana pun. Saya
berharap lebih banyak gereja di Indonesia yang mengundang dia untuk
berbicara dalam seminar.
Saya telah menuliskan artikel
ini kepada anda, dan berharap kita semua dapat hidup seturut dengan
visi Kristus Yesus. Lakukanlah. Sembuhkanlah orang sakit. Ketika anda
percaya, anda sesungguhnya memiliki iman yang cukup. Jangan bingung
dengan pengertian "iman sebesar biji sesawi". Saya membaca satu tulisan
di fcebook ini, yang mengajak pembaca untuk memiliki iman sebesar biji
sesawi. Yang salah dari tulisannya itu adalah dasar tulisannya. Dasar
tulisannya adalah: sebab kita belum memiliki iman sebesar biji sesawi.
Salah!
Yesus memakai istilah "biji sesawi" untuk
menggambarkan ukuran yang terkecil. Masih adakah orang yang lebih rendah
imannya dari anda? Jika masih, berarti iman anda lebih besar dari biji
sesawi. Jika tidak ada lagi, jika anda menemukan bahwa iman anda akan
Yesus adalah yang paling kecil di seluruh dunia, berarti andalah
pemilik iman sebesar biji sesawi!
Tidak ada iman lagi
yang lebih kecil dari biji sesawi! Itu adalah gambaran Yesus akan iman
yang terkecil. Tidak ada lagi ukuran yang lebih dari situ dlam gambaran
Yesus saat itu.
Yang menghalangi anda selama ini
bukanlah iman anda yang kurang, tapi jiwa anda yang gamang, hati anda
yang berdebar-debar, jiwa yang kerdil yang dipenuhi keragu-raguan.
Atasi jiwa anda. Atasi pikiran dan hati anda, itulah yang harus anda
lakukan, bukannya malah mendakwa diri anda belum memiliki iman sebesar
biji sesawi. Ingat, iman adalah karunia Roh Kudus. Ketika anda percaya
akan Yesus, anda langsung diberikan iman, jika itu yang terkecil,
berarti itu seukuran biji sesawi, yang sudah cukup untuk memindahkan
gunung.
Kiranya anda semua dapat benar-benar hidup dalam
kuasa Allah. Dengar firman Tuhan ini (1 Korintus 4:20): "Sebab Kerajaan
Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa". Dan visi Yesus
akan kita semua adalah menjadi anak-anakNya yang hidup dalam kuasa
itu. Artikel ringkas ini akan menuntun anda melakukannya. Tidak perlu
harus menunggu seorang jenderal rohani yang berdiri di panggung KKR
raksasa datang ke kota anda. Anda, anda, anda, diberi kuasa yang sama
untuk melakukannya!
Saya tidak pernah bermimpi suatu saat
akan menjadi seorang yang berdiri di panggung KKR. Pertama, saya bukan
pendeta, jadi orang tidak akan terpikir untuk mengundang saya. Kedua,
saya ini tidak pandai berkotbah. Jangan suruh saya berdiri di atas
panggung. Bisa-bisa anda akan tertawa terus melihat seorang kampung
yang gugup, gemetaran, jangan-jangan pingsan lemas karena grogi dan
anda menjadi repot karenanya. Tetapi bukan berarti kuasa itu tidak ada
dalam saya, dan anda. Kita, sebagaimana yang saya rencanakan, dapat
melayani orang-orang sakit dengan berkunjung langsung ke rumahnya,
menyembuhkan dia dan menceritakan Injil kepadanya.
Sebagai
pemula, terapkanlah metode yang telah saya tulis ini kepada diri anda,
ketika anda sakit gigi, sakit kepala, kebas-kebas, atau apapun
penyakit anda. Lalu kepada anggota keluarga anda yang sakit. Dan
selanjutnya, anda akan cukup terlatih untuk melayani tetangga atau
teman-teman anda yang sakit. Ingat, kita bukan sekedar menyembuhkan,
tapi untuk membawa jiwa kepada Yesus. Tidak ada gunanya sembuh di bumi
tapi saat mati, masuk neraka. Jadi kita menyembuhkan untuk menginjili
orang itu.
Ini adalah akhir zaman. Kita tidak tahu ada
berapa tahun yang tersisa bagi kita. Jadi, mari berbuat sesuatu sesuai
visi dan kehendak Yesus Kristus, agar nyata di mata orang-orang bahwa
Dia adalah Tuhan yang asli dan yang hidup, dan agar lebih banyak lagi
jiwa yang deselamatkan.
Selamat melayani orang-orang sakit dan yang kesurupan, untuk Injil Yesus.
Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Dikutip dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar