KEMATIAN-KURBAN DI ZAMAN ADAM
Kematian-kurban memang eksis bagi Mesias, dan itu bukan bikinan atau diada-adakan oleh manusia. Ia sungguh telah dijanjikan Tuhan dan diteruskan turun-temurun sejak manusia pertama!
Adam dan Hawa dikala itu masih hidup dalam kenaifan budaya alam fauna dan flora. Keduanya tentu tidak bisa memahami apa itu “kematian-kurban.” Maka Tuhan harus mengkomunikasikannya secara bertahap dalam konsepsi, dengan ilustrasi, dan perlambangan darah yang harus ditumpah sebagai kurban penebus dosa. Dan sejak itu, Tuhan terus berjanji kepada manusia akan hal yang sama dari zaman ke zaman lewat nabi-nabiNya.
Kitab Kejadian 3:15, dimana Tuhan berkata kepada Iblis dalam ungkapan yang visioner, dan karenanya harus dipahami secara visioner pula:
“Berfirmanlah TUHAN kepada ular (si Iblis) itu: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya (akhirnya Yesus) akan meremukkan kepalamu (mengalahkan total), dan engkau akan meremukkan tumitnya (melukainya).”
Tampak sejak awal di Taman Eden, kepada Adam dan Hawa telah dijanjikan Tuhan akan datangnya satu sosok Mesias yang akan menyelamatkan keturunannya dengan mengalahkan kuasa setan (meremukkan kepalanya), namun dengan mengorbankan fisiknya (berdarah, remuk tumitnya). Ini adalah janji besar dari Tuhan sendiri.
Tidak cukup janji, Tuhan masih melanjutkannya dengan wujud tindakan, yang tentu masih bersifat perlambang visioner yang jauh ke depan. Ini ditemukan dalam ayat 21,
Kejadian 3:21
“Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”
Tampak bahwa Tuhan melakukan sebuah penganugerahan kasih kepada Adam dan Hawa dengan tindakan membuatkan cawat kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan (dosa) mereka. Tuhan sendirilah yang berinisiatif menggantikan cawat daun-daunan yang dibuat oleh Adam dan Hawa bagi diri mereka (ayat 7), dikala Ia baru “terluka hatiNya” oleh dosa pelanggaran Adam! Bukankah itu suatu demontrasi kasih Tuhan yang luar biasa ajaib?
Tuhan tidak berkenan dengan cawat daun itu karena hal yang amat prinsip. Cawat daun “made in Adam-Hawa” itu tidak sah dimata Tuhan karena itu adalah lambang usaha diri manusia untuk menutupi ketelanjangan (dosa) mereka. Manusia tidak bisa mengusahakannya, dengan amal apapun! Keadilan dan kekudusan Tuhan tidak membiarkan satu dosa/kejahatan untuk dihapus oleh 1000 pahala. Satu kejahatan perkosaan misalnya, tetap harus dihukum, sekalipun sipemerkosa telah mendermakan pembangunan 1000 rumah ibadat!
Cawat daun-daun penutup ini hanya maya, khayalan manusia yang tidak bertahan dan sia-sia. Hanya cawat kulit “made-in-TUHAN” yang secara hakiki mampu menutup/menebus dosa manusia!
Kulit binatang muncul dari penyembelihan binatang. Ada kematian berdarah di sini. Diperkenalkan TUHAN untuk pertama kalinya suatu symbol korban-darah untuk “cawat penutup dosa.” Korban darah binatang ini telah memvisualisasikan sebuah analogi konsep kematian & penebusan yang dirancang TUHAN demi menyelamatkan Adam serta seluruh keturunannya, Hukum Musa berkata, “Nyawa makhluk ada dalam darahnya…dan tanpa penumpahan darah (korban) tak ada pengampunan” (Imamat 17:11, Ibrani 9:22). Sebab penutupan/penghapusan dosa manusia tidak bisa dilakukan oleh cawat daun usaha-diri manusia melainkan hanya oleh kasih-karunia Tuhan lewat kematian sang Mesias sebagai korban-penebusan.
Sumber: FB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar