Pendahuluan
Lukas 10:20, “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” LAI
Luke 10:20, “Notwithstanding in this rejoice not, that the spirits are subject unto you; but rather rejoice, because your names are written (ditulis) in heaven.” KJV
70 orang murid diutus Tuhan Yesus sebagai ‘pasukan pendahulu’ ke kota-kota yang akan Ia datangi kemudian. Kepada mereka Tuhan Yesus memberikan kuasa untuk menyembuhkan orang-orang sakit dan kuasa untuk menaklukkan iblis dan malaikat-malaikatnya (Lukas 10:1-19). Beberapa waktu kemudian, sekembalinya para murid dari kota-kota ke mana mereka diutus, dengan penuh sukacita memberikan laporan dan kesaksian pada sang Guru bahwa setan-setan (roh-roh jahat) takluk pada mereka demi nama Yesus. Walaupun laporan dan kesaksian mereka memang sudah sewajarnya mendatangkan sukacita, namun Tuhan Yesus mengajar dan memperingatkan agar para murid bersukacita bukan karena takluknya setan-setan melainkan karena nama mereka terdaftar di Kerajaan Sorga (dalam kitab kehidupan).
Mengapa? Karena terdaftarnya nama mereka di Kerajaan Sorga sangat jauh bernilai/ berharga daripada takluknya roh-roh jahat. Mengapa? Karena bila nama mereka terdaftar dalam kitab kehidupan maka mereka memiliki hak untuk mendapat tempat di Kerajaan Sorga.
Catatan: Di sisi lain, bagi mereka yang namanya ditulis dalam kitab Kehidupan memiliki hak dan otoritas kerajaan. Salah satu hak dan otoritas tersebut adalah menggunakan nama Yesus. Iblis dan malaikat-malaikatnya tidak akan takluk pada mereka yang tidak memiliki hak dan otoritas tersebut. Ketujuh anak Skewa adalah contoh dari orang-orang yang tidak mempunyai hak dan otoritas untuk menggunakan nama Yesus namun mencoba mengusir setan dengan nama Yesus, akibatnya mereka yang dikalahkan oleh setan/roh jahat (Kisah Para Rasul 19:13-17).
Secara sederhana, dari kalimat Yesus tersebut kita mengetahui bahwa ada hal-hal yang lebih bernilai/berharga yang atasnya kita patut bersukacita. Tanpa kita sadari, seringkali, sukacita kita “salah tempat”. Tuhan Yesus tidak menyatakan bahwa bersukacita atas takluknya setan-setan sebagai sebuah dosa. Tuhan Yesus hanya memperingatkan agar para murid bersukacita atas alasan yang tepat.
Raja Salomo jatuh dalam dosa perzinahan rohani pada masa tuanya (1 Raja-raja 11:4-8). Hal itu terjadi karena ia bersukacita pada tempat yang salah. Salomo bersukacita karena dengan hikmat Allah banyak masalah dan misteri kehidupan yang terpecahkan (apalagi hikmat yang ia peroleh kapasitasnya tak tertandingi di antara manusia di muka bumi pada waktu itu, bahkan sampai hari ini, 1 Raja-raja 3:12; 4:29). Seharusnya Salomo bersukacita karena Tuhan berkenan kepadanya sehingga doanya minta hikmat dikabulkan. Akibat yang fatal dari sukacita yang salah tempat adalah kecenderungan untuk tidak memelihara yang seharusnya dipelihara. dan ini sebuah kelengahan. Bila Salomo bersukacita atas perkenan Tuhan maka ia akan memelihara perkenan Tuhan tersebut dengan cara hidup sesuai jalan-jalan yang ditunjukkan Tuhan. Hal yang sama juga terjadi pada raja Saul dan hakim Simson. Keduanya bersukacita atas alasan yang tidak tepat, sehingga mereka juga tidak memelihara yang seharusnya mereka pelihara. Keduanya bersukacita karena memperoleh jabatan dan pengurapan yang khusus dari Tuhan. Walaupun akhir hidup hakim Simson lebih baik dari raja Saul, namun pada dasarnya mereka tidak mengakhiri “pertandingan” yang mereka tempuh dengan baik.
Ketika Tuhan Yesus memperingatkan ke-70 murid tentang kebenaran ini, Tuhan Yesus mencegah mereka melakukan kelengahan yang sama dengan Salomo, Saul maupun Simson, yaitu kelengahan yang membawa mereka pada kejatuhan. Tuhan Yesus ingin para murid bersukacita bukan karena prestasi pelayanan melainkan karena nama mereka ditulis dalam Kitab Kehidupan. Dengan demikian para murid akan memelihara keberadaan nama mereka dalam kitab kehidupan. Mengapa? Karena ada sebuah fakta yang sekaligus sebuah kebenaran, bahwa nama seseorang yang tadinya sudah ditulis dalam kitab Kehidupan bisa saja suatu saat dihapuskan.
Nama yang Dihapus
Filipi 4:3, “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.” (LAI)
Sama seperti Yesus, yang begitu mengerti betapa pentingnya bila nama kita telah ditulis dalam kitab kehidupan, demikian juga Paulus. Hal itu terlihat pada salah satu ayat dalam suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Filipi. Paulus menyebutkan bahwa rekan-rekan sekerjanya adalah orang-orang yang telah berjuang dalam pekabaran Injil, juga yang namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Paulus bukan hanya menyebutkan prestasi pelayanan rekan-rekan sekerjanya saja tetapi juga keberadaan nama mereka dalam kitab kehidupan. Prestasi kita dalam pekerjaan Tuhan tidak bisa dibandingkan nilainya dengan keberadaan nama kita dalam kitab kehidupan (bukannya Tuhan tidak menghargai apa yang telah kita lakukan dalam pekerjaan-Nya, bahkan Tuhan telah menyediakan di Kerajaan Sorga upah dan hadiah bagi kita yang telah menyelesaikan pekerjaan-Nya). Karena bila kita memperhatikan beberapa ayat di bawah ini, kita akan melihat sebuah indikasi bahwa bisa saja suatu saat, oleh karena suatu sebab, nama kita dihapus dari Kitab Kehidupan:
Mazmur 69:28, “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!” LAI
Wahyu 3:5, “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” LAI
Wahyu 22:19, “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” LAI
Wahyu 3:5, “Kepada mereka yang menang akan dipakaikan jubah putih. Nama mereka tidak akan Kuhapuskan dari Buku Orang Hidup. Dan di hadapan Bapa-Ku dan malaikat-malaikat-Nya Aku akan mengaku bahwa mereka adalah milik-Ku.” LAI
Wahyu 3:16, “Tetapi kalian suam-suam kuku; panas tidak, dingin pun tidak. Itu sebabnya kalian akan Kumuntahkan keluar dari dalam mulut-Ku.” LAI
Catatan: Bila dikatakan seseorang dimuntahkan keluar dari mulut Tuhan Yesus, itu artinya, tadinya orang tersebut ada di dalam Tuhan Yesus. Dengan kata lain orang tersebut namanya dihapus dari kitab Kehidupan. Apapun sebabnya, bila nama seseorang dihapus dari kitab kehidupan maka ia tidak akan lagi memiliki hak untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, dan lebih lagi orang tersebut juga kehilangan upah dan hadiah yang telah disediakan Tuhan baginya. Dengan demikian, apa gunanya segala jerih lelah & prestasi pelayanan kita?
Tiket Masuk Surga
Dari beberapa waktu lalu hingga saat-saat ini, di bawah atap bait Allah, kita melihat beberapa umat Tuhan bahkan lembaga-lembaga pelayanan juga gereja bagaikan sebuah uang koin yang mempunyai dua sisi, di mana kedua sisi mempunyai ‘wajah’ yang berbeda. Sehingga ada gereja yang di satu sisi nampaknya begitu berkembang pertumbuhan jemaat dan pelayanannya namun di sisi yang lain, roh dominasi dan intimidasi serta roh cinta uang mempunyai tempat yang luas bekerja di gereja tersebut.
Di satu sisi ada seorang yang memiliki predikat hamba Tuhan dengan karunia kesembuhan yang luarbiasa sehingga banyak orang disembuhkan, namun di sisi lain hidup dalam perzinahan. Dengan kata lain, di satu sisi memiliki prestasi pelayanan yang luarbiasa namun di sisi lain ada hal-hal yang mendukakan hati Tuhan yang terus dikompromikan. ‘Virus uang koin’ ini nampaknya telah begitu menjangkiti kita. Keadaan tersebut di atas terjadi karena kita telah bersukacita kemudian bermegah atas prestasi pelayanan kita.
Matius 7:22-23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” LAI
Ayat-ayat di atas, bisa jadi, adalah nubuat yang dinyatakan Tuhan Yesus. Ada suatu masa di mana ada orang-orang (banyak orang) yang akan menjadikan prestasi pelayanan mereka sebagai “tiket masuk surga”. Namun lucunya, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia tidak mengenal satupun dari mereka bahkan menyebut mereka sebagai “pembuat kejahatan”.
Catatan: Kata “kejahatan” dalam bahasa Yunani dipakai kata “anomia” yang artinya pelanggaran hukum; kejahatan; ketidakadilan; perbuatan yang salah; ketidak benaran. Dalam Modern King James dipakai kata “lawlessness” yang artinya: pelanggaran hukum.
Ada 2 pertanyaan besar yang mungkin timbul dalam hati kita:
1. Mengapa Tuhan tidak mengenal satupun dari mereka?
2. Apa yang dimaksud dengan “kejahatan”?
Untuk menjawab pertanyaan pertama, kita harus membaca ayat-ayat sebelumnya (ayat 16-20). Dalam ayat-ayat tersebut dikatakan bahwa setiap orang dikenal dari “buahnya”. Seseorang dapat dikatakan sebagai “pohon” yang baik bila ia menghasilkan “buah” yang baik. Demikian pula ketika Tuhan Yesus berhadapan dengan orang-orang yang membawa “tiket prestasi pelayanan”, Tuhan Yesus tidak mengenali mereka dari prestasi pelayanan melainkan dari “buah” yang mereka hasilkan. Dan rupanya Tuhan tidak mendapati bahwa mereka menghasilkan “buah” yang baik sehingga Ia pun tidak mengenali mereka.
Jawaban dari pertanyaan kedua sebenarnya ada hubungannya dengan jawaban pertanyaan pertama. Yang dimaksud dengan “kejahatan” di sini bukanlah prestasi pelayanan yang telah dihasilkan, tapi “buah” yang dihasilkan. Dengan kata lain, orang-orang yang dimaksud ayat 22 dan 23, dalam kehidupan sehari-hari tidak hidup sesuai dengan hukum dan kebenaran firman Tuhan (hidup dalam kejahatan). Di satu sisi mereka memiliki prestasi pelayanan namun di sisi lain, dalam kehidupan sehari-hari mereka menghasilkan buah-buah kejahatan.
1 Korintus 9:27, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” LAI
1 Corintus 9:27, “But I keep under my body, and bring it into subjection: lest that by any means, when I have preached to others, I myself should be a castaway (orang buangan).” KJV
Paulus, rasul Yesus Kristus, adalah seorang yang telah menjangkau banyak jiwa terutama di kalangan non yahudi. Banyak jiwa yang telah dimenangkan rasul Paulus bagi Kerajaan Allah, prestasinya luar biasa. Walau begitu, ada sebuah kesadaran dan pengertian bahwa sekalipun ia telah memberitakan Injil kepada banyak orang, bila ia tidak melatih dan menguasai tubuhnya, maka bisa saja ia ditolak/dibuang Tuhan, namanya dihapus dari Kitab Kehidupan.
Kesadaran dan pengertian yang sama seperti Paulus seyogyanya juga ada pada kita, sehingga kita tidak bersukacita/bermegah atas prestasi pelayanan kita, itu semua adalah kasih karunia Tuhan semata, kita harus bersukacita karena nama kita ditulis dalam kitab Kehidupan. Jangan jadikan prestasi pelayanan sebagai tiket kita masuk Surga, tetapi jadikan “buah” atau kehidupan yang benar yang sesuai dengan firman dan kehendak-Nya sebagai tiket masuk Surga.
Dikutip dari sini.